Kamis, 01 Juli 2010

mizan

arifin

Selasa, 06 Oktober 2009

Wanita pertama Mimika di senayan

Timika - Dari 560 orang yg di lantik oleh presiden SBY sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 pada 1 oktober 2009, salah satunya adalah Hj. peggi patricia pattipi dari partai kebangkitan bangsa (PKB) Daerah pemilihan papua. Dia adalah perempuan pertama asal kabupaten Mimika yg bisa lolos ke senayan.
Menandai awal masa jabatannya di senayan, selasa (6/10) kemarin keluarga besar PKB bersama Muslimau NU Kabupaten Mimika menggelar syukuran atas pelantikan peggi patricia pattipi sebagai anggota legislatif RI.
Acara syukuran di laksanakan di rumah kediaman wakil bupati Mimika, H. Abdul muis, ST, MM. yg tak lain adalah sumai Ny. peggi patricia, sejumlah undangan hadir, antara lain para pengurus PKB, keluarga besar PKB dan keluarga besar Muslimat NU Kabupaten Mimika.
Rangkaian acara yg di mulai pukul 14:00 WIT hingga 16:30 WIT itu di awali dengan pembaca'an ayat-ayat suci Al-qur'an oleh Ernawati, Qori'ah dari Timika. Dilanjutkan sambutan Ketua Dewan Syuro PKB, Kyai Shobirin Rosadi. Dia berpesan agar Keluarga besar PKB dan Muslimat NU saling membantu.
'' Shilaturrahmi hari ini (kemarin) adalah anugerah Alloh kepada kita semua, menjawab perminta'an kita dalam setiap doa,'' kata kyai shobirin.
Meskipun dalam suasana gembira atas keberhasilan peggi patricia duduk di DPR RI, namun syukuran tersbut tidak melupakn keprihatinan atas musibah yg menimpa saduara kita di padang, sumatra barat. Acara pun diisi dengan doa untuk para korban gempa.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Ny. peggi patricia pattipi. Peggi mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat Mimika hingga menembus kursi DPR RI untuk masa bhakti lima tahun kedepan. Ucapan terima kasih lebih khusus kepada Keluarga Besar Muslimat MU dan PKB di seluruh papua.

Senin, 18 Mei 2009

Arti syukur

Untuk mengetahui pengertian syukur yg sebenarnya, marilah kita perhatikan penjelasan di dalam kitab i'anatuththolibin berikut ini :

"Asysyukru lughotan huwalhamdul'urfiyyu, wa'urfan shorful'abdi jamii'a maa an'amallohu bihi 'alayh fiimaa chuliqo liajlih ay an yashrifa jamii'al a'dlooi walma'anillati an'amallohu 'alayh bihaa fiththoo'aatillati thulibasti'maaluhaa fiiha"

Artinya: "syukur menurut pengertian bahasa adalah pujian (alhamdulillah) sebagaimana umumnya. Adapun syukur menurut pengertian syari'at adalah menyalurkan (mendaya fungsikan) semua yg telah di karuniakan Alloh kepadanya menurut fungsi dan tujuan sesuatu itu di ciptakan. Dengan kata lain, menyalurkan semua potensi tubuh yg telah di karuniakan oleh Alloh ta'alaa. Baik secara formal maupun substansial untuk tujuan pengabdian kepada Alloh ta'alaa."

Dengan kata lain, bahwa bersyukur berarti menggunakan keni'matan dan anugerah Alloh ta'alaa. Pada misi pengabdian dan keta'an yg di ridloi-Nya.

Imam nawawi menjelaskan dalam kitab tafsirnya sebagai berikut:
"wakhaqiiqotusysyukri Al i'tirofu bini'matilmun'im ma'a ta'adhzimiih"

Artinya : "esensi syukur adalah pengakuan atas keni'matan yg di berikan oleh sang maha pemurah disertai sikap mengagungkan-nya"

Dengan demikian, kita menjadi tahu betapa pentingnya rasa syukur itu untuk senantiasa ditumbuhkan dan dijaga dalam diri kita. Sebab dengan bersyukur, maka kita akan selalu ingat kepada yg memberi, serta untuk apa keni'matan itu semestinya kita gunakan. Sikap bersyukur akan menjadi kontrol bagi kita agar selalu dapat menggunakan keni'matan sesuai fungsi yg sebenarnya.

Untuk dapat bersyukur dengan baik, kita perlu mengetahui bahwa karunia Alloh itu tidak hanya bersifat materi, namun mencakup banyak hal, antara lain kesehatan, kekaya'an, keahlian, kesempatan, kemampuan intelektual dan lain sebagainya. Bahkan karunia terbesar yg di berikang Alloh ta'ala, itu adalah keimanan. Maka kita mesti tergugah dan sadar untuk selalu memelihara dan memupuknya, sebagai realisasi dari rasa syuku akan anugerah tersebut. Sebaliknya, jika karunia yg kita miliki itu tidak di syukuri akan berakibat buruk pada diri kita sendiri.

Kekaya'an dan harta benda, apabila tidak di syukuri akan menjebak diri kita pada mental materialistik, hidup pada pola konsumeristik yg di perbudak oleh harta dan kekaya'an. Pada akhirnya akan menjauhkan diri kita dari jati diri sebagai manusia yg mulia. Alloh ta'ala mengingatkan dalam firman-Nya :
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (Qs. Al isroo' : 26-27)

Marilah kita buktikan dan realisasikan ungkapan syukur atas segala ni'mat karunia Alloh yg telah di curahkan kepada kita dengan seoptimal mungkin. Kita gunakan umur, harta benda, kesehatan dan kemampuan tenaga serta ilmu yp kita miliki untuk berbakti kepada Alloh ta'alaa, memberikan kemaslahatan dan kemanfa'atan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

Dengan pembuktian syukur yg benar dan profesional, Alloh menjamin akan memberikan tambahan anugerah dan keni'matan yg lebih banyak dan kehidupan yg lebih baik, serta kelak memperoleh kebahagia'an di akhirat dan terhindar dari siksa api neraka.

Alloh ta'alaa berfirman : "sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), Maka sesungguhnya 'adzab-Ku sangat pedih." (Qs. Ibrohim : 7)

secara tegas ayat tersebut menyatakan tentang syukur dan implikasinya, serta akibat buruk yg akan menimpa orang yg mengingkari anugerah dan ni'mat Alloh ta'alaa.

Semoga Alloh ta'alaa selalu memberikan penerangan hati kita, untuk selalu mengingat keni'matan yg telah kita terima, lalu kita mensyukurinya, amin.

Hukum kisah-kisah palsu

Dalam pengajian-pengajian umum, terkadang sering di jumpai seorang muballigh atau penceramah yg membawakan kisah-kisah penuh hikmah dan menyentuh, namun ternyata kisah-kisah tersebut palsu.

Bagaimanakah hukum kisah-kisah palsu tersebut?
Berikut ini penjelasan syaich Ali bin Hasan Al-halabi Al-atsari,

Al-qur'an dan As-sunnah adalah sumber perbaikan hati

Kita kaum muslimin, seharusnya tidak menulis atau menyampaikan ceramah atau khutbah, kecuali berisi ayat-ayat al-qur'an, hadits yg shohih, dan kisah - kisah yg benar. Tidak perlu membawakan hadits dla'if, maudlu', dan kisah-kisah bathil. Dalam hal ini Alloh memperingatkan , "Maka dengan perkata'an manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Alloh dan keterangan-keterangan-Nya"
memang terkadang cerita-cerita palsu itu bisa mengguratkan pengaruh yg baik kepada pendengar atau pemirsanya, akan tetapi hanya bersifat temporer (sementara). Ini mengingatkan kita kepada kisah yg diriwayatkan dari imam Ahmad. Beliau pernah di tanya tentang Alharits Almuhasibi, hukum menimba ilmu darinya, dan mendatangi majlisnya. Iman Ahmad lebih memilih untuk mendatangi majlis Alharits Almuhasibi untuk mencari tahu. Beliau tidak duduk di bagian depan Alharits , tetapi menyembunyikan diri di balik penutup.

Dari situ beliau mendengar ceramah. Murid-murid menjumpai imam Ahmad. Tak disangka, kedapatan air matanya bercucuran. Meski demikian, beliau melarang para murid untuk mengambil hadits dari Alharits.
Begitulah ceramah Alharits hanya mempermainkan perasa'an, mempengaruhi emosi saja. Bukan lantaran tersulut oleh pengaruh yg syar'i, yaitu melalui Alqur'an dan Assunnah.

Menilik fenomena kisah-kisah palsu ini, terdapat pula contoh muballigh yg tidak hanya mengisahkan cerita-cerita palsu produk zaman dulu, tetapi berperan sebagai creator cerita, dengan tujuan untuk mengingatkan dan melembutkan hati manusia. Kaidah-kaidah bahwasanya Alqur'an dan Assunnah merupakan rujukan utama untuk menarik hati manusia tidaklah di ketahui banyak orang.

Kalaupun ada yg mengetahuinya, tidak terlalu menekankannya. Bahkan ada yg sengaja menyembunyikan masalah ini.Berbeda dengan Ahlussunnah yg memegang pada manhaj salaf. Urusan-urusan mereka sangat jelas, saling memberi nasihat dengan hal-hal yg berdasarkan pada kebenaran.

Kesimpulannya, kita tidak boleh menyebutkan, baik dalam mengajar, khuthbah, ceramah, maupun tulisan, kecuali nash-nash (dalil) yg telah pasti dan hadits-hadits shohih.

Hakikat mau'idhzoh

sebagaian orang berasumsi bahwa mau'idhzoh (lebih di kenal dengan mau'idhzoh hasanah oleh masyarakat kita) hanya berbentuk menyajikan kisah-kisah semata, untaian kata yg mampu melembutkan dan mengharukan hati. Padahal Alloh menyatakan tentang luqman dalam firman-Nya, "Dan (ingatlah) ketika luqman berkata pada anaknya, di waktu ia memberi mau'idhzoh (nasihat) kepadanya, 'wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Alloh) adalah benar-benar kedhzoliman yg besar.'." luqman : 13

Ayat tersebut menyebutkan bahwa inti nasihat adalah pembicara'an tentang tauhid. Dalam hadits Al-irbadh bin sariyah, Rosululloh bersabda, "Aku berwasiat kepada kalian agar bertaqwa kepada Alloh, mendengar dan ta'at pada penguasa, walaupun yg memimpin kalian adalah budak hitam. Sesungguhnya orang yg hidup (panjang) dari kalian akan menyaksikan perselisihan yg banyak. Maka, kewajiban kalian adalah berpegang teguh pada sunnahku"

Rowahu Atturmudzi, ibnu majah, dan Ahmad

Dengan memperhatikan hadits di atas, ternyata mau'idhzoh hasanah itu berupa pesan ketaqwa'an (tauhid), pembicara'an tentang manhaj, dan perintah memegang sunnah. Jadi, penceramah sejati dll, ialah orang yg melembutkan hati manusia dengan da'wah kepada tauhid dan berpegang teguh pada sunnah, membersihkan hati mereka dengan Alqur'an dan hadits-hadits Rosululloh, serta biografi generasi salafushsholih, juga mengajak hati mereka menuju cara pemahaman islam yg benar (manhaj shohih). Bukan dengan cara membawakan kisah-kisah yg lemah, maupun kata-kata yg di buat-buat dan jauh dari cahaya Alqur'an dan Assunnah.

Peringatan 'alim 'ulama terhadap muballigh-muballigh yg mengusung cerita-cerita palsu

Keberada'an muballigh yg membawakan kisah-kisah palsu telah diperingatkan oleh 'ulama dalam kitab-kitab mereka. Orang-orang yg ceramahnya berisi cerita-cerita yg tidak bisa dipertanggung jawabkan ini tetap selalu berada di tengah-tengah masyarakat. Namun masa popularitas mereka tidak bertahan lama, karena modal yg mereka miliki tidaklah banyak, sehingga pengaruh mereka pun hanya sementara.

Berbeda dengan 'ulama-'ulama robbaniyyun, pengaruh positif dari mereka pun masih eksis, dan nama mereka selalu di kenang di tengah masyarakat. Sekilas, saya menyaksikan muballigh yg sedang berdoa di televisi. Melalui caranya memanjatkan doa, seakan -akan ia sedang memainkan peran dalam sebuah sandi wara, memejamkan mata, mencucurkan air mata, hingga tidak tampak sedang berda'awah. Adapun seseorang yg benar-benar memiliki bekal ilmu agama, ketika ia berbicara, maka kandungannya adalah ayat-ayat Alqur'an dan hadits-hadits Rosululloh yg shohih.
Wallohulmusta'an, wallohu a'alam bisshowab.

Di nuqil dari majalah Assunnah
Edisi 01/tahun 07/1429 h/2008 m

Sabtu, 16 Mei 2009

Manifestasi bersyukur

Berysukur kepada Allah Swt, Bagi orang mu'min adalah sebuah keharusan. Bukankah setiap sa'at, setiap menit, bahkan detik, kita selalu mengkomsumsi dan menikmati fasilitas dan anugerah Alloh ta'alaa. Tanpa fasilitas dan anugerah Alloh itu, dapatkah jantung kita berdetak, darah kita mengalir, mata kita melihat, telinga kita mendengar?. Betapa besar anugerah dan mi'mat Alloh dari mulai yg makro sampai yg mikro, dari yg terlihat sampai yg tidak terlihat (pandangan mahluq), yg hanya dapat di jangkau dan dijamah oleh rasa dan mata hati.

Andai kita mencoba untuk menghitung anugerah dan ni'mat Alloh, tentu kita akan kehabisan angka dan kemampuan, karena ni'mat dan anugerah Alloh itu tak terhingga banyaknya.

Alloh ta'alaa berfirman:

"wain ta'udduu ni'matallohi laa tukhshuuhaa"

"Dan jika kamu sekalian menghitung-hitung ni'mat Alloh, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya"

Qur'an shurah Annakhl : 48

Sungguh kebenaran ayat tersebut telah kita yaqini dan rasakan, keni'matan Alloh dari yg terkecil sampai yg terbesar, yg nyata dan yg abstrak , dalam setiap detik ini, apalagi pada hari-hari mendatang sungguh tak dapat kita bayangkan, dan tidak pula dapat kita hitung banyaknya. Kita hanya dapat memuji syukur, mensucikan dan mengagungkan atas kemaha besaran dan kemaha murahan- NYA.

Ungkapan itu, Telah memposisikan kita sebagai mahluq yg dlo'if. Sekalipus merupakan pengakuan dan kesadaran sebagai manusia yy harus mengabdi dan beribadah hanya kepada Alloh, baik dengan hati, lisan maupun perbuatan.

pengabdian dan penghamba'an manusia kepada Alloh harus dilaksanakan dengan ichlash hanya karena mengharap ridlo Alloh semata. Dan dari sinilah perasa'an syukur itu tumbuh secara mendalam, yg selanjutnya merefleksi pada tingkat kematangan ritual dan prilaku sosial.

Kamis, 14 Mei 2009

Manusia

Manusia adalah mahluq tuhan yg paling sempura karna di beri akal tuk membedakan hal yg baik dan yg buruk..
manusia juga di beri hawa nafsu (nafsu Al-amarotu bissu') yg selalu mengajak tuk melakukan hal-hal yg tidak baik.

bila manusia cenderung menggunakan akalnya, maka derajatnya lebih mulya dari para malaikat, sebaliknya apabila manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya, maka derajatnya lebih rendah dari hewan.